Dulu namanya bukan Buzzer, ada istilah media framing. Media Framing inilah yang akan membranding para tokoh elit politik. Tugas media framing yakni memang untuk menaikan para pamor tokoh-tokoh ke arena publik.
Tentu bukan gratisan, namanya saja untuk membranding pasti membutuhkan tim kreatif yang unggul dan berkualitas. Mulai dari mereka yang memiliki kepandaian jurnalistik, menulis, video, foto, meme, dan berbagai komponen yang dibutuhkan.
Pastinya membutuhkan biyaya mahal. Selanjutnya pra pemain media framing ini dikenal dengan pasukan media sosial "Buzzer" tidak lagi membranding para tokoh ataupun para pejabat.
Siapa saja yang mampu mengkontrak mereka dengan pembiyayaan tertentu, mereka akan bekerja sesuai arahan dan tujuan. Salah satu kerja mereka adalah mendukung pemerintah untuk mempengaruhi pikiran publik. Seakan-akan pemerintah telah berhasil, meski terkadang keberhasilan pemerintah masih perlu dipertanyakan atau bahkan mengalami kegagalan.
Buzzer tidak saja menjadi pasukan cyber untuk membranding, selain memanipulasi pikiran publik. Mereka juga bekerja untuk menjatuhkan lawan politiknya.
Berikut ini adalah nama-nama para pasukan cyber yang diaambil dari pengakuan laman Facebook seword.com:
![]() |
Denny Siregar |
![]() |
Abu Janda/Foto: Tribunnews.com |
![]() |
Kata Kita |
![]() |
Komik Kita |
![]() |
Seword.com |
7. Aldi El Kaezzar
8. Pepih Nugraha
9. Info Seputar Presiden
10. Redaksi Indonesia
11. Eko Kuntadhi
12. Komik Pinggiran
13. Habib Think
14. Salman Faris
0 Komentar
Penulisan markup di komentar